Laporan
Wawancara Perjuanganku untuk Si Makassar
Dosen Mata Kuliah : Sofiatin, M.Pd.
Laporan
Kelompok
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Teknik Wawancara dan
Penulisan Berita
Disusun oleh :
Nama NIM
1. Devi Lestiavi 0142S1B014044
2. Jaenul
Humaedilah 0142S1B014038
3. Muhamad
Mardiansyah 0142S1B014037
4. Wine
Febhiani Mulkiyah 0142S1B014006
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH
BOGOR
2016
KATA PENGANTAR
Pertama
kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,
rahmat, dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Laporan wawancara yang berjudul “Perjuanganku untuk Si Makassar”ini
disusun untuk bahan pembelajaran dan diskusi.
Penulis sadar, bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak
semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri. Tetapi, hasil dari
keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang telah memberikan berbagai macam bantuan. Baik yang bersifat
materi, pikiran, dan juga memberikan motivator serta fasilitator.
2.
Bapak Haerudin selaku
narasumber yang telah memberikan segala informasinya untuk penyusunan laporan
ini.
3.
Ibu Sofiatin, M.Pd.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas ini, agar pengetahuan kami mengenai materi pembelajaran
lebih luas.
Dalam
penyusunan laporan ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan.
Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak
yang telah membaca, agar laporan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Terima kasih.
Bogor,16 Januari 2016
Penulis
Perjuanganku untuk Si Makassar
Pada hari kamis, tanggal 14 Januari 2016 kami mengadakan
kegiatan wawancara dengan salah satu penjual Martabak untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Teknik Wawancara dan Penulisan Berita. Serta sebagai latihan dan
penambah wawasan untuk mencari informasi.
Wartawan : “Asalamualaikum.”
Narasumber : “Waalaikumsalam.”
Wartawan : “Selamat sore Pak. Maaf mengganggu
waktunya, saya
Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor.
Bisa minta
waktunya sebentar untuk mewawancara?”
Narasumber : “Iya, tentu saja bisa. Kebetulan saya sedang
tidak melayani
pelanggan.”
Wartawan : “Maaf pak, nama bapak siapa?”
Narasumber : “Nama saya Haerudin.”
Wartawan : “Bapak tinggal dimana?”
Narasumber : “Saya tinggal di Kampung Kaum Leuwiliang.”
Wartawan : “Apakah bapak sudah menikah?”
Narasumber : “Iya, saya sudah menikah.”
Wartawan : “Apakah bapak sudah mempunyai anak? Berapa
anak
bapak?”
Narasumber : “Saya sudah punya anak, anak saya 3 orang.
Anak pertama
perempuan, sekarang
kuliah di Makassar. Anak kedua laki-laki
sekarang sudah bekerja dan anak ketiga saya
masih sekolah kelas
2 SMP di Leuwiliang.”
Wartawan : “Apakah bapak sudah izin berjualan disini?”
Narasumber : “Iya, saya sudah meminta izin untuk
berjualan disini.”
Wartawan : “Apakah bapak pernah terjaring razia?”
Narasumber : “ Iya pernah, ketika saya berjualan pada
bulan puasa.”
Wartawan : “Kalau boleh tahu, kenapa bapak bisa
terjaring razia?”
Narasumber : “Saya terkena razia karena, saya berjualan
terlalu siang. Sekitar
pukul 15:00 WIB.”
Wartawan : “Apakah bapak tidak merasa kapok?”
Narasumber : “Tidak, karena ini satu-satunya mata
pencaharian saya.”
Wartawan : “Sejak kapan bapak berjualan disini?”
Narasumber : “Saya mulai berjualan sejak duduk di kelas 4
SD.”
Wartawan : “Apakah bapak tidak merasa terganggu ketika
harus
berjualan sambil
sekolah? Dengan siapa bapak berjualan?”
Narasumber : “Tidak, karena saya masuk sekolah pada pagi
hari. Saya mulai
belajar berjualan
dengan orangtua saya.”
Wartawan : “Kira-kira, berapa penghasilan bapak setiap
harinya?”
Narasumber : “Untuk penghasilan tidak menentu.”
Wartawan : “Dimana saja bapak berjualan?”
Narasumber : “Saya berjualan hanya di satu tempat saja
yaitu di depan Bank
Amanah Ummah.”
Wartawan : “Apakah ada suka dan duka ketika bapak
berjualan?”
Narasumber : “Untuk suka dan dukanya pasti ada, sukanya
kalau jualannya
rame dan dukanya kalau
jualannya sepi.”
Wartawan : “Dari kalangan mana saja yang membeli
barang dagangan
bapak?”
Narasumber : “Dari semua kalangan.”
Wartawan : “Mengapa bapak berjualan barang yang bapak
jual?”
Narasumber : “Karena modalnya yang cukup terjangkau.”
Wartawan : “Bagaimana jika barang dagangan bapak tidak
habis, apa
yang akan bapak
lakukan.”
Narasumber : “Jika barang dagangan saya tidak habis, mau
tidak mau saya
harus membuangnya
karena sudah tidak layak untuk dijual.”
Wartawan : “Pada waktu apa saja bapak meraih
keuntungan yang besar?
Apakah pada hari
tertentu atau tidak?”
Narasumber : “Saya meraih keuntungan yang besar pada hari
libur nasional.”
Wartawan : “Bapak berjualan dari pukul berapa sampai
pukul berapa?”
Narasumber : “Saya mulai berjualan pada pukul 15:00 WIB
sampai dagangan
saya habis.”
Wartawan : “Apakah hasil berjualan ini mencukupi
kehidupan keluarga
bapak?”
Narasumber : “Alhamdulillah mencukupi, karena saya juga
harus membiayai
anak saya yang sedang
kuliah di Makassar.”
Wartawan : “Mengapa anak bapak harus kuliah di Makassar?
Kenapa tidak kuliah
disini saja yang jaraknya dekat dengan
rumah bapak,
agar sedikit meringankan beban keluarga
bapak?”
Narasumber : “Saya yang meminta dia untuk kuliah dimana
saja, asalkan
mampu
belajar dengan sungguh-sungguh. Agar bisa
membanggakan
saya selaku orangtuanya.
Selain itu, dia juga anak yang rajin
belajar dan memiliki
prestasi yang cukup baik. Jadi
saya tidak ragu untuk
menkuliahkan
dia dimana saja.”
Wartawan : “Selain dari berjualan martabak, apakah
bapak ada
pekerjaan sampingan?”
Narasumber : “Tidak ada, saya hanya berjualan saja.”
Wartawan : “Apakah bapak pernah mengalami kerugian
yang cukup
besar?”
Narasumber : “Alhamdulillah, tidak pernah.”
Wartawan : “Apakah bapak tidak pernah berpikir untuk
berhenti
berjualan, dengan
berjualan yang lain?”
Narasumber : “Bergantung keadaan, jika tidak ada lahan
maka saya akan
berhenti berjualan.”
Wartawan : “Apakah bapak memiliki banyak saingan dalam
berdagang?”
Narasumber : “Banyak sekali.”
Wartawan : “Apakah bapak pernah mengeluh ketika
berdagang?”
Narasumber : “Iya, pastinya saya pernah mengeluh ketika
barang dagangan
saya sedikit yang
membeli.”
Wartawan : “Sebenarnya pengeluaran terbesar bapak
dalam hal apa?”
Narasumber : “Tadi saya sudah bilang, saya punya anak
yang kuliah di
Makassar. Sehingga,
saya harus bekerja keras untuk membiayai
anak saya agar bisa menggapai
cita-citanya.”
Wartawan : “Oh… Iya pak, kalau begitu saya mengucapkan
terima kasih
untuk informasinya.”
Narasumber : “Iya sama-sama.”
Lampiran Dokumentasi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar