Tanggapan
mengenai acara Launching Buku
karya
Mahwi Air Tawar
Setelah
mengikuti acara Launching Buku pada tanggal 15 November 2014 yang dilaksanakan
di Institut Pertanian Bogor (IPB) tepatnya di Aula Gedung kuliah A Fakultas
Pertanian (Faperta) saya dapat memberikan beberapa tanggapan mengenai acara
Launching tersebut.
Tanggapan
yang dapat saya sampaikan dari acara tersebut yaitu : ketika mengikuti acara
seminar atau sebagainya, sebaiknya kita mencari tempat yang kondusif agar dapat
menangkap hal apa saja yang disampaikan oleh narasumber. Hal ini agar para
peserta seminar dapat santai dan menikmati bahan simakan. Tetapi, ketika saya
mengikuti acara Launching Buku ini dan mencari tempat yang kondusif agar saya
dapat menangkap hal yang disampaikan oleh narasumber, saya disuruh menempati
tempat duduk yang paling depan. Jelas hal itu membuat saya tegang dalam
menyimak sebuah materi yang disampaikan oleh narasumber. Dan itu membuat saya
tidak dapat fokus dalam menagkap materi. Karena cara orang menangkap suatu
materi itu berbeda-beda. Tidak semua orang dapat menyimak dengan kondusif
ketika duduk di posisi paling depan. Jadi menurut saya, untuk menciptakan
suasana yang kondusif dalam suatu acara sebaiknya kita mencari tempat duduk
yang senyaman mungkin, tetapi masih dalam tempat yang telah di sediakan. Hal
ini bertujuan agar para peserta seminar dapat menangkap hal yang disampaikan
oleh narasumber secara santai.
Tanggapan yang kedua
mengenai acara ini adalah : Kurangnya konsistensi dalam memulai sebuah acara, karena
di dalam brosur dikatakan bahwa acara Launching Buku tersebut berlangsung pada
pukul 14:00. Namun, kenyataannya acara tersebut tidak dilaksanakan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Beginilah Indonesia, yang sudah terbiasa dengan ngaret. Memang Master of Ceremony (MC) sudah memberitahukan bahwa narasumber tidak
dapat datang tepat pada waktunya dengan alasan terjebak macet. Dengan mendengar
alasan yang disampaikan oleh MC, tersirat dipikiran saya tentang hal yang
dikatakan oleh dosen mata kuliah, ketika kita akan datang ke acara seminar atau
acara yang lainnya, sebaiknya kita datang lebih awal agar bisa mengantisipasi
kemacetan. Ketika acara dimulai saja
sudah bosan dengan cara MC yang membuka acara. Sebaiknya MC dapat mencari cara
bagaimana mengisi kegiatan tersebut agar menarik dan tidak membosankan.
Ditambah lagi harus menunggu narasumber yang datang terlambat, itu membuat
suasana menjadi membosankan. Sedikit terhibur ketika ada pembacaan cerpen oleh
salah seorang peserta Lunching Buku dan pembacaan sebuah puisi oleh teman saya
Sukandar.
Ketika narasumber
datang dan mengatakan “saya terlambat karena jalan yang biasa saya lewati
biasanya tidak terjadi kemacetan, sehingga saya datang dengan waktu yang sudah
saya perkirakan dapat sampai di tempat tujuan tanpa terlambat. Namun
kenyataannya saya terlambat, dan saya mohon maaf”. Dengan mendengar alasan
tersebut, saya dapat memaklumi dan menerima alasan dari narasumber.
Mudah-mudahan kejadian itu bisa dijadikan pelajaran untuk penulis serta pihak
yang membaca.
Materi yang disampaikan
oleh narasumber cukup menarik, dalam menerangkan garis besar dari isi Buku
Karapan Laut. Ditambah lagi kedatangan sang penulis Mahwi Air Tawar ke acara
Lunching Buku itu, membuat saya senang. Dengan adanya penulis, saya dapat
mengetahui lebih lanjut mengenai latar belakang dalam pembuatan Buku Karapan
Laut. Dan pertanyaan saya juga terjawab, ternyata hal apa saja yang ditulis
dalam bukunya memang benar-benar terjadi. Sehingga, dengan adanya penulis juga
dapat meyakinkan pembaca dalam mengkaji buku Karapan Laut tersebut.
Namanya juga tanggapan,
jadi bebas saja dalam mengkritik mengenai kegiatan yang dilakukan dalam acara,
yang terpenting masih dalam toleransi dalam mengkritiknya. Hal yang membuat
saya aneh, mengapa di acara tersebut disediakan makanan yang perintahnya
mengambil sendiri dari belakang? Kenapa tidak dibungkus menggunakan plastik
atau apa saja yang dapat digunakan sebagai tempat makanan? Karena setiap saya
mengikuti acara seminar,pasti saya diberikan
makanan dan minuman dalam satu tempat makanan. Bukannya
berharap biasanya dalam sebuah acara tertentu pasti ada seksi konsumsi dalam
mengatur setiap makanan dan minuman yang akan disediakan. Sehingga para peserta
seminar tidak canggung dalam mengambil makanan yang telah disediakan. Jika para
panitia meminta para peserta seminar untuk mengambil makanan sendiri, tentu
tidak akan semua mengambil makanan tersebut. Bisa saja karena malu atau
berpikir malas tidak ada keperdulian dari panitia pelaksana seminar.
Berpikir
akan selesai pada pukul 17:00, karena dalam brosur dituliskan acara berlangsung
pada pukul 14:00-17:00, sehingga tidak ada niat untuk menjamak salat. Karena
awalnya ngaret berdampak pada waktu
pulang dan tidak memikirkan waktu untuk melaksanakan salat asar. Sehingga saya
bersama teman saya membubarkan diri untuk melaksanakan salat asar di Masjid Al-Huriyyah
yang jaraknya cukup memakan waktu dari tempat saya seminar. Hal ini tentu
membuat saya jengkel. Berawal dari ngaret
semuanya menjadi kacau. Menurut saya, jika akan melaksanakan sebuah seminar
sebaiknya dilakukan pada pukul 09:00 atau pada pukul yang tidak lebih dari
pukul 12:00. Hal ini agar dapat mengejar waktu untuk beribadah. Saya yakin,
pasti panitia sudah memikirkan hal ini secara matang untuk melaksanakan seminar
pukul 14:00 tanpa ngaret dan
menyisihkan waktu agar ketika acara seminar selesai, para peserta dapat
melaksanakan salat asar. Namun tidak terencana karena acara yang berlangsung
sudah terlanjur ngaret. Jadi apa
boleh buat? Acara masih berlanjut, tetapi waktu yang sudah tidak mendukung.
Mudah-mudahan
dengan adanya tanggapan ini tidak membuat panitia acara Launching Buku berkecil
hati untuk melaksanakan acaranya lagi. Saya berharap tanggapan ini bisa menjadi
sebuah motivasi bagi para pembaca sekaligus bagi saya sendiri sebagai penulis
agar ketika melaksanakan sebuah acara dapat memperbaiki hal-hal yang akan
membuat para peserta menjadi bosan. Karena pertanyaannya bagaimana cara membuat
para peserta nyaman dengan acara dan mau memperhatikan pembicaraan dari
narasumber. Sehingga ketika datang ke sebuah acara tidak pulang dengan perasaan
yang jengkel dan menyesal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar