Kamis, 29 Januari 2015

Tanggapan Acara Launching Buku

Tanggapan mengenai acara Launching Buku
karya Mahwi Air Tawar
            Setelah mengikuti acara Launching Buku pada tanggal 15 November 2014 yang dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor (IPB) tepatnya di Aula Gedung kuliah A Fakultas Pertanian (Faperta) saya dapat memberikan beberapa tanggapan mengenai acara Launching tersebut.
            Tanggapan yang dapat saya sampaikan dari acara tersebut yaitu : ketika mengikuti acara seminar atau sebagainya, sebaiknya kita mencari tempat yang kondusif agar dapat menangkap hal apa saja yang disampaikan oleh narasumber. Hal ini agar para peserta seminar dapat santai dan menikmati bahan simakan. Tetapi, ketika saya mengikuti acara Launching Buku ini dan mencari tempat yang kondusif agar saya dapat menangkap hal yang disampaikan oleh narasumber, saya disuruh menempati tempat duduk yang paling depan. Jelas hal itu membuat saya tegang dalam menyimak sebuah materi yang disampaikan oleh narasumber. Dan itu membuat saya tidak dapat fokus dalam menagkap materi. Karena cara orang menangkap suatu materi itu berbeda-beda. Tidak semua orang dapat menyimak dengan kondusif ketika duduk di posisi paling depan. Jadi menurut saya, untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam suatu acara sebaiknya kita mencari tempat duduk yang senyaman mungkin, tetapi masih dalam tempat yang telah di sediakan. Hal ini bertujuan agar para peserta seminar dapat menangkap hal yang disampaikan oleh narasumber secara santai.
Tanggapan yang kedua mengenai acara ini adalah : Kurangnya konsistensi dalam memulai sebuah acara, karena di dalam brosur dikatakan bahwa acara Launching Buku tersebut berlangsung pada pukul 14:00. Namun, kenyataannya acara tersebut tidak dilaksanakan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Beginilah Indonesia, yang sudah terbiasa dengan ngaret. Memang Master of Ceremony (MC) sudah memberitahukan bahwa narasumber tidak dapat datang tepat pada waktunya dengan alasan terjebak macet. Dengan mendengar alasan yang disampaikan oleh MC, tersirat dipikiran saya tentang hal yang dikatakan oleh dosen mata kuliah, ketika kita akan datang ke acara seminar atau acara yang lainnya, sebaiknya kita datang lebih awal agar bisa mengantisipasi kemacetan.     Ketika acara dimulai saja sudah bosan dengan cara MC yang membuka acara. Sebaiknya MC dapat mencari cara bagaimana mengisi kegiatan tersebut agar menarik dan tidak membosankan. Ditambah lagi harus menunggu narasumber yang datang terlambat, itu membuat suasana menjadi membosankan. Sedikit terhibur ketika ada pembacaan cerpen oleh salah seorang peserta Lunching Buku dan pembacaan sebuah puisi oleh teman saya Sukandar.
Ketika narasumber datang dan mengatakan “saya terlambat karena jalan yang biasa saya lewati biasanya tidak terjadi kemacetan, sehingga saya datang dengan waktu yang sudah saya perkirakan dapat sampai di tempat tujuan tanpa terlambat. Namun kenyataannya saya terlambat, dan saya mohon maaf”. Dengan mendengar alasan tersebut, saya dapat memaklumi dan menerima alasan dari narasumber. Mudah-mudahan kejadian itu bisa dijadikan pelajaran untuk penulis serta pihak yang membaca.
Materi yang disampaikan oleh narasumber cukup menarik, dalam menerangkan garis besar dari isi Buku Karapan Laut. Ditambah lagi kedatangan sang penulis Mahwi Air Tawar ke acara Lunching Buku itu, membuat saya senang. Dengan adanya penulis, saya dapat mengetahui lebih lanjut mengenai latar belakang dalam pembuatan Buku Karapan Laut. Dan pertanyaan saya juga terjawab, ternyata hal apa saja yang ditulis dalam bukunya memang benar-benar terjadi. Sehingga, dengan adanya penulis juga dapat meyakinkan pembaca dalam mengkaji buku Karapan Laut tersebut.
Namanya juga tanggapan, jadi bebas saja dalam mengkritik mengenai kegiatan yang dilakukan dalam acara, yang terpenting masih dalam toleransi dalam mengkritiknya. Hal yang membuat saya aneh, mengapa di acara tersebut disediakan makanan yang perintahnya mengambil sendiri dari belakang? Kenapa tidak dibungkus menggunakan plastik atau apa saja yang dapat digunakan sebagai tempat makanan? Karena setiap saya mengikuti acara seminar,pasti saya diberikan
makanan dan minuman dalam satu tempat makanan. Bukannya berharap biasanya dalam sebuah acara tertentu pasti ada seksi konsumsi dalam mengatur setiap makanan dan minuman yang akan disediakan. Sehingga para peserta seminar tidak canggung dalam mengambil makanan yang telah disediakan. Jika para panitia meminta para peserta seminar untuk mengambil makanan sendiri, tentu tidak akan semua mengambil makanan tersebut. Bisa saja karena malu atau berpikir malas tidak ada keperdulian dari panitia pelaksana seminar.
            Berpikir akan selesai pada pukul 17:00, karena dalam brosur dituliskan acara berlangsung pada pukul 14:00-17:00, sehingga tidak ada niat untuk menjamak salat. Karena awalnya ngaret berdampak pada waktu pulang dan tidak memikirkan waktu untuk melaksanakan salat asar. Sehingga saya bersama teman saya membubarkan diri untuk melaksanakan salat asar di Masjid Al-Huriyyah yang jaraknya cukup memakan waktu dari tempat saya seminar. Hal ini tentu membuat saya jengkel. Berawal dari ngaret semuanya menjadi kacau. Menurut saya, jika akan melaksanakan sebuah seminar sebaiknya dilakukan pada pukul 09:00 atau pada pukul yang tidak lebih dari pukul 12:00. Hal ini agar dapat mengejar waktu untuk beribadah. Saya yakin, pasti panitia sudah memikirkan hal ini secara matang untuk melaksanakan seminar pukul 14:00 tanpa ngaret dan menyisihkan waktu agar ketika acara seminar selesai, para peserta dapat melaksanakan salat asar. Namun tidak terencana karena acara yang berlangsung sudah terlanjur ngaret. Jadi apa boleh buat? Acara masih berlanjut, tetapi waktu yang sudah tidak mendukung.

            Mudah-mudahan dengan adanya tanggapan ini tidak membuat panitia acara Launching Buku berkecil hati untuk melaksanakan acaranya lagi. Saya berharap tanggapan ini bisa menjadi sebuah motivasi bagi para pembaca sekaligus bagi saya sendiri sebagai penulis agar ketika melaksanakan sebuah acara dapat memperbaiki hal-hal yang akan membuat para peserta menjadi bosan. Karena pertanyaannya bagaimana cara membuat para peserta nyaman dengan acara dan mau memperhatikan pembicaraan dari narasumber. Sehingga ketika datang ke sebuah acara tidak pulang dengan perasaan yang jengkel dan menyesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar