Kamis, 29 Januari 2015

Ulasan cerpen karapan Laut

Tanggapan mengenai Buku Karapan Laut
karya Mahwi Air Tawar

            Setelah membaca seluruh isi Buku Karapan Laut karya Mahwi air Tawar, saya dapat memberikan beberapa tanggapan diantaranya adalah bahwa cerpen Mahwi cukup kuat dalam mendeskripsikan kehidupan pesisir Madura dari segi melaut, berkumpul, dan melakukan ritual yang masih diwarnai dengan unsur magis. Hal ini terlihat dari penggambaran disetiap cerita yang menggunakan suasana kehidupan didaerah pesisir pantai. Meskipun ada beberapa yang menggunakan kehidupan didaerah pedesaan maupun hutan. Begitu pula adanya berbagai upacara persembahan yang dilakukan untuk kepentingan pribadi dan sebagai kepercayaan masyarakat setempat yang rasanya tidak mungkin untuk melakukan semua ritual itu, tetapi memang semua ritual itu masih nyata dan masih dilakukan oleh orang Madura.
            Tanggapan selanjutnya adalah gaya penceritaan Mahwi berirama cepat dan penyelesaian konfliknya sulit untuk ditebak. Sehingga pembaca boleh membuat gambaran tersendiri mengenai kelanjutan dari cerita tersebut. Apakah akan berakhir dengan bahagia atau berakhir dengan kesedihan.
 Setiap tokoh yang dihadirkan dalam cerpen tersebut tidak semuanya memberikan contoh yang baik dan hampir dari semua cerpennya selalu menggambarkan bahwa sosok dari seorang laki-laki adalah kasar serta kejam. Dan sosok dari seorang perempuan selalu digambarkan sebagai sosok yang penurut dan tidak mampu melawan kehendak suami. Pada akhirnya cerpen tersebut banyak yang berakhir dengan pembunuhan dan penyiksaan.
Perilaku yang digambarkan dari perbuatan nyenok (melacur) sudah terbiasa dilakukan oleh nelayan-nelayan pesisir dan seorang senok (pelacur) secara tidak langsung digambarkan sebagai sosok bindring (tukang kredit keliling). Setelah membaca buku itu, dari awal saya sudah tidak percaya tentang perilaku yang dilakukan orang Madura itu, namun setelah saya mengikuti acara Launching buku, ternyata memang benar apa yang diceritakan dalam cerpen tersebut memang benar terjadi.
Dari segi penceritaannya saya memiliki pendapat bahwa Mahwi memiliki keberanian untuk menceritakan semua kehidupan pesisir pantai yang memang
tidak pantas untuk dicontoh. Dari cerpen ini pula kebudayaan orang Madura banyak diceritakan, baik dari sisi negatif maupun positifnya. Tanpa adanya percampuran konflik dari kehidupan yang sudah modern ini
            Banyaknya cara penceritaan yang dilakukan oleh Mahwi membuat para pembaca tidak merasa bosan dan jenuh dengan alur cerita yang digunakan dalam cerpen tersebut, hal ini karena semua konflik yang digunakan merupakan wujud dari kehidupan dari orang-orang pesisir pantai Madura yang sebenarnya secara lambat laun kehidupannya mengalami perubahan.
            Menurut saya, dengan hadirnya cerpen Karapan Laut memberikan wawasan baru bahwa kita juga memiliki sebuah tradisi yang tidak kalah kuat dengan tradisi dari orang-orang barat. Hal ini karena tradisi yang dilakukan banyak menggunakan kepercayaan roh dari para leluhur yang merupakan pembawa dari tradisi tersebut sebelumnya.

            Sebenarnya cerpen dari Karapan laut juga mengajak mengenali diri kita sendiri, terutama dari lingkungan tempat tinggal kita. Jika kita tahu bahwa ada sebuah tradisi yang tidak boleh dilakukan, maka kita juga mencoba untuk tidak terjebak dalam tradisi tersebut. Sama halnya mengenai banyaknya pengaruh dari budaya barat yang dibawa melalui proses globalisasi. Mana yang baik untuk dicontoh, dan mana yang tidak baik untuk dicontoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar