Tanggapan mengenai Buku Karapan
Laut
karya Mahwi Air Tawar
Setelah membaca seluruh isi Buku Karapan Laut karya Mahwi
air Tawar, saya dapat memberikan beberapa tanggapan diantaranya adalah bahwa
cerpen Mahwi cukup kuat dalam mendeskripsikan kehidupan pesisir Madura dari segi
melaut, berkumpul, dan melakukan ritual yang masih diwarnai dengan unsur magis.
Hal ini terlihat dari penggambaran disetiap cerita yang menggunakan suasana
kehidupan didaerah pesisir pantai. Meskipun ada beberapa yang menggunakan kehidupan
didaerah pedesaan maupun hutan. Begitu pula adanya berbagai upacara persembahan
yang dilakukan untuk kepentingan pribadi dan sebagai kepercayaan masyarakat
setempat yang rasanya tidak mungkin untuk melakukan semua ritual itu, tetapi
memang semua ritual itu masih nyata dan masih dilakukan oleh orang Madura.
Tanggapan selanjutnya adalah gaya penceritaan Mahwi
berirama cepat dan penyelesaian konfliknya sulit untuk ditebak. Sehingga
pembaca boleh membuat gambaran tersendiri mengenai kelanjutan dari cerita
tersebut. Apakah akan berakhir dengan bahagia atau berakhir dengan kesedihan.
Setiap tokoh yang dihadirkan dalam cerpen
tersebut tidak semuanya memberikan contoh yang baik dan hampir dari semua
cerpennya selalu menggambarkan bahwa sosok dari seorang laki-laki adalah kasar
serta kejam. Dan sosok dari seorang perempuan selalu digambarkan sebagai sosok
yang penurut dan tidak mampu melawan kehendak suami. Pada akhirnya cerpen
tersebut banyak yang berakhir dengan pembunuhan dan penyiksaan.
Perilaku
yang digambarkan dari perbuatan nyenok (melacur)
sudah terbiasa dilakukan oleh nelayan-nelayan pesisir dan seorang senok (pelacur) secara tidak langsung
digambarkan sebagai sosok bindring (tukang
kredit keliling). Setelah membaca buku itu, dari awal saya sudah tidak percaya
tentang perilaku yang dilakukan orang Madura itu, namun setelah saya mengikuti
acara Launching buku, ternyata memang benar apa yang diceritakan dalam cerpen
tersebut memang benar terjadi.
Dari
segi penceritaannya saya memiliki pendapat bahwa Mahwi memiliki keberanian
untuk menceritakan semua kehidupan pesisir pantai yang memang
tidak pantas untuk
dicontoh. Dari cerpen ini pula kebudayaan orang Madura banyak diceritakan, baik
dari sisi negatif maupun positifnya. Tanpa adanya percampuran konflik dari
kehidupan yang sudah modern ini
Banyaknya cara penceritaan yang dilakukan oleh Mahwi
membuat para pembaca tidak merasa bosan dan jenuh dengan alur cerita yang
digunakan dalam cerpen tersebut, hal ini karena semua konflik yang digunakan
merupakan wujud dari kehidupan dari orang-orang pesisir pantai Madura yang
sebenarnya secara lambat laun kehidupannya mengalami perubahan.
Menurut saya, dengan hadirnya cerpen Karapan Laut
memberikan wawasan baru bahwa kita juga memiliki sebuah tradisi yang tidak kalah
kuat dengan tradisi dari orang-orang barat. Hal ini karena tradisi yang
dilakukan banyak menggunakan kepercayaan roh dari para leluhur yang merupakan
pembawa dari tradisi tersebut sebelumnya.
Sebenarnya cerpen dari Karapan laut juga mengajak
mengenali diri kita sendiri, terutama dari lingkungan tempat tinggal kita. Jika
kita tahu bahwa ada sebuah tradisi yang tidak boleh dilakukan, maka kita juga
mencoba untuk tidak terjebak dalam tradisi tersebut. Sama halnya mengenai
banyaknya pengaruh dari budaya barat yang dibawa melalui proses globalisasi.
Mana yang baik untuk dicontoh, dan mana yang tidak baik untuk dicontoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar